Ogoh-ogoh Kepala Dua Ikut Ramaikan May Day

TRIBUNNEWS.COM/ALI USMAN
Ogoh-Ogoh dan para pendemo pada May Day di depan Gedung DPR-RI Senayan, Jakarta, Sabtu (1/5/2010)

“Kita bakar sebagai wujud protes kita terhadap pemerintah dan pihak asing yang menggerogoti negara kita” (Revitriyoso Husodo, kordinator FKN)

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Alie Usman

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA — Ogoh-ogoh raksasa berkepala dua, ikut meramaikan jalannya aksi unjuk rasa memperingati hari buruh sedunia, Sabtu (1/5/2010) siang. Ogoh-ogoh sebagai lambang angkara murka penguasa dan pihak asing yang menanamkan modal di Indonesia itu dibawa ke depan gedung MPR/DPR RI, Senayan, Jakarta.

Rencananya, ogoh-ogoh yang dibawa oleh Front Kebudayaan Nasional (FKN) tersebut akan dibakar pada puncak May Day siang ini.

Revitriyoso Husodo, kordinator FKN, ditemui Tribunnews.com, menyatakan, aksi solidaritas budaya dengan membawa ogoh-ogoh tersebut sebagai bentuk keprihatinan atas dampak FTA terhadap nasib kaum buruh dan perekonomian nasional.

“Ini sebagai refleksi keprihatinan teman-teman budaya atas diberlakukannya serangkaian kebijakan yang menyudutkan masyarakat kecil. Ogoh-ogoh sebagai perlambang angkara murka yang haus kekuasaan ini nantinya akan kita bakar sebagai wujud protes kita terhadap pemerintah dan pihak asing yang menggerogoti negara kita,” ujar Yoso.

Selain membawa Ogoh-ogoh, beberapa anggota FKN juga ikut didandani menjadi tokoh-tokoh karakter jahat seperti Buto Ijo, Iblis berwarna merah, Genderuwo dan sebangsanya.

“Selain teaterikal, kami akan melakukan orasi budaya dan musikalisasi puisi,” tandas korlap FKN tersebut.

Sumber: Tribunnews.com, 1 Mei 2010

Perlu Dibentuk Pansus untuk Awasi Mari Elka Pangestu dan Krisis Lapangan Kerja

Sabtu, 01 Mei 2010, 11:12:39 WIB
Laporan: Widya Victoria
Jakarta, RMOL. Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu dituding sebagai pihak yang menjerumuskan Indonesia dalam kriris lapangan kerja.

“Kami menuntut agar dibentuk Pansus yang menyoroti kinerja Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu. Pansus itu harus didahului MoU dengan kelompok sipil dan budaya supaya tidak seperti Pansus Century,” ujar Jurubicara Front Kebudayaan Nasional (FKN), Revitriyoso Husudodi, depan gedung DPR, Jakarta, Sabtu (1/5).

Menurut FKN, akibat kebijakan Mari Elka Pangestu Indonesia mengalami krisis lapangan kerja di berbagai sektor. Diperkirakan 4,5 juta pekerja terancam PHK. Sementara sektor yang paling dirugikan adalah sektor metal, garmen dan elektronik.

Dalam aksinya, FKN membawa sejumlah perangkat aksi yang menarik, seperti ogoh-ogoh atau boneka raksasa. Seperti biasa dalam mengantisipasi demo akbar, gerbang gedung DPR mulai tadi pagi sudah dihiasi kawat berduri. Tampak puluhan aparat kepolisian menjaga lokasi aksi massa. Dua ambulans milik Pemda DKI ikut dikerahkan. [guh]

Sumber: Rakyat Merdeka, 1 Mei 2010

HARI BURUH SEDUNIA – Kawat Berduri Tak Halangi Aksi Kreatif

KOMPAS.com/Caroline Damanik


Aksi teatrikal para buruh dari Front Kebudayaan Nasional di depan Gedung MPR/DPR, Sabtu (1/5/2010).

JAKARTA, KOMPAS.com – Bagaikan kawat gigi, kawat berduri menghiasi bagian depan kompleks Gedung MPR/DPR, Sabtu (1/5/2010). Kawat berduri membentang sepanjang 300 meter dari jembatan penyeberangan hingga hampir ke depan kompleks Kementerian Kehutanan.

Kawat berduri itu dipasang untuk menghambat gerak maju para pengunjuk rasa pada Hari Buruh. Dengan demikian, para pengunjuk rasa hanya tidak bisa mendekati langsung pagar gedung Dewan yang setinggi 5 meter.

Hingga berita ini diturunkan, tercatat sudah tiga komunitas buruh yang menggelar unjuk rasa, yaitu Asosiasi Serikat Pekerja (Aspek) Indonesia, Front Kebudayaan Nasional, dan Jaringan Kerja Layak Pekerja Rumah Tangga (Jakerla PRT).

Jika Aspek Indonesia dan Jakerla PRT mengisi unjuk rasa dengan orasi, Front Kebudayaan Nasional menempuh jalan berbeda. Mereka justru menggelar aksi teatrikal menolak neoliberalisme dan kebijakan Free Trade Agreement. Aksi teatrikal menunjukkan ketidaksiapan Indonesia dalam mengikuti kebijakan ini malah merugikan para buruh.

Selain itu, mereka mengusung boneka ogoh-ogoh bertangan banyak yang bertuliskan ‘FTA Penindas Buruh’. Kondisi lalu lintas di Jalan Gatot Subroto pun masih lancar. Belum ada kepadatan lalu lintas yang signifikan.

Sumber: Kompas.com, 1 Mei 2010